Pernah aku membaca buku pinjaman dari sobatku, Rizke, judulnya
“Back ‘europe’ pack :
Keliling Eropa 6 bulan hanya 1000 dolar!”. Menarik, meski aku baca secara
random..Hehehe.
Membaca buku ini membuat khayalan tingkat tinggiku, untuk bisa mencicipi Eropa dengan cara yg sama yg ada di buku, timbul tenggelam. Iya, timbul-tenggelam. Kadang kepengen bisa go internasional, tapi kalo udah melihat sikon jadi surut lagi keinginannya. Eropa..Eropa... Keliling Indonesia aja belum! Jangankan Indonesia, pulau Sulawesi aja belum ditelusuri seluruhnya (Makassar aja masih sering salah arah, lupa jalan, dan nyasar!)
. Ntar apa yg mau diceritain (baca : promosi) ke bule2 di Eropa tentang Sulawesi kalo belum tahu banyak tentang Sulawesi itu sendiri?!
Nah, kembali ke buku panduan
‘back europe pack’ tadi, aku sempat baca bagian Keamanan. Di situ tertulis apakah jalan-jalan sendirian di Eropa itu aman? Dan keluarlah kata mutiara “apapun dapat terjadi di luar rumahmu sendiri”. Dalam artian kejahatan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, tidak mesti tempatnya jauh dulu baru bahaya bisa datang. Dan kenapa pula mesti takut pergi ke benua yg ‘lebih aman’ dibanding negara sendiri yg terbukti kasus kriminalnya segajah?! Kalo di Eropa catatan kasus kriminalnya bisa dihitung jari dlm setahun. Ckckckck..Agak syok bacanya...
Di situpula
basic instinct berperan. Aku baca deh kuis kecil-kecilan yg ada di buku itu. Kuisnya seperti ini :
1. Kalau ada pilihan jalan di persimpangan kota Berlin saat malam kamu jalan-jalan :
a. Jalanan gelap di belakang gedung, penuh tong sampah, kucing garong, dan bayang-bayang hitam.
b. Jalanan terang benderang di depan mal yg penuh anak-anak muda sedang malam mingguan.
Manakah yg akan kamu pilih ?
2. Kalau ada dua pilihan orang untuk kamu tanyai dimana letak menara Eiffel :
a. Laki-laki umur 40-an dengan botol bir di tangan, jalan sempoyongan, dan teriak-teriak sendiri.
b. Seorang ibu yg menggandeng dua anak perempuan pirang ceria yg memegang boneka barbie.
Manakah yg akan kamu pilih ?Buku mengatakan, insting kita normal dan masih bisa dipercaya untuk menjaga diri di Eropa sana kalau jawaban kita jatuh pada opsi B. Itu pertanda bagus, bagi orang yg pilih opsi B. Mungkin jawabanmu juga begitu. Tapi aku? Soal kedua emang jawab B. Tapi soal pertama aku jawab A!! Wah..
warning..berarti aku emang belum lulus untuk bisa bepergian jauh nih! Celaka...
Ehem..alasanku memilih opsi A pada soal pertama adalah karena :
Pertama, dalam kasusku jalanan gelap di belakang gedung? Hei, aku udah sering bolak-balik Daya yg notabenenya harus lewat kuburan dan kuburannya itu tidak seterang orkes kawinan. Di depan rumahku juga gelap-gelap aja kalo udah malam, tapi aku bolak-balik warung santai aja. Kedua, penuh tong sampah? Ya, bagus kan! Daripada jalanan penuh sampah tanpa tong?! Kan itu menandakan orang-orang sana udah sadar lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Ketiga, kucing garong. Ya ampuuun..di rumahku juga banyak kucing garong berkeliaran (sebenarnya salah satu dari mereka udah aku adopsi). Keempat, bayang-bayang hitam? Ah, kali aja itu bayangan kita sendiri. Atau mafia lagi beroperasi, kayak di film-film. Biarin aja mereka. Sekurang kerjaan apa sih kita mau ganggu urusan mafia?! Atau barangkali ‘bayang-bayang hitam’ itu si Benu Bulo yg lagi ngeliput kota Berlin untuk acara TV negeri kita. Jangan berprasangka buruk dulu ama yg hitam-hitam. Lha wong aku juga item gini kok! Hehehee
Dasar aneh...
Kenapa tidak pilih opsi B saja?
Kenapa yah..? Mari kita baca opsi itu secara lengkap. Oh.. Jalanan terang benderang di depan mal yg penuh anak-anak muda sedang malam mingguan, bagus kalo gak ada berbotol-botol bir di depan mereka lengkap dengan bubuk2 putih dlm plastik!!(?) Wah..dari hasil khayalanku diatas, dapat kita simpulkan bahwa kebanyakan nonton film action berdarah-darah di waktu libur tak baik bagi perkembangan mental anak.
Ngeles...Eropa...
Kayaknya aku masih harus bersabar untuk bisa
go internasional...
Kemarin aku dapat soundtrack Last Friends! Judulnya “Prisoner of Love”, by Utada Hikaru. Awalnya aku pikir Prisoner of Love yg aku download itu soundtracknya Hanakimi, ternyata bukan (lagi). Karena waktu aku dengar lagunya dari winamp, kok kayak familiar yah ma lagu itu..pernah dengar dimana?! Soalnya kalo ini soundtrack Hanakimi kok kedengarannya gak cocok yah?! Kurang ceria..hehee. Oh..rupanya Prosoner of Love aku pernah dengar waktu nonton cuplikan dorama Last Friends yg ada di youtube, yg mewarnai adegan perkelahian antara Ruka (Ueno Juri) dan Sousuke (Nishikido Ryo). Lagunya enak juga nih di dengar, gak rugi udah download hehee..si Noe (temanku yg suka banget ma Utada Hikaru/Hikki) pasti bakal suka dengan lagu ini!!
Berbicara masalah soundtrack Hanakimi (insert song), rupanya cek per cek aku udah dapat yg judulnya PEACH by Ai Otsuka. Nah, kalo lagu ini nih..cocok banget ma Hanakimi yg kesannya ceria dan kocak. Ai Otsuka suaranya kayak anak kecil di lagu ini. Agak berbeda dengan lagu yg dia bawakan untuk movie Tada, Kimi wo Aishiteru - just, loving you, berjudul Renai Shashin. Kalo disuruh milih antara Peach ama Renai Shashin, aku pilih Renai Shashin. Alhamdulillah aku juga udah punya lagu itu. Aku download setelah nonton movie Tada, Kimi wo aishiteru-nya Tamaki Hiroshi! Oh ya, aku juga tahu 2 lagu Ai Otsuka, judulnya Daisuki Da yo (gak tahu dapat darimana..) dan Planetarium (lumayan enak didengar..). Planetarium itu soundtrack dorama Hana Yori Dango/ HanaDan. HanaDan versi Mandarin lebih dulu booming, judulnya Meteor Garden. Yupz, yg diperankan oleh F4 itu lho...^^
. Ntar apa yg mau diceritain (baca : promosi) ke bule2 di Eropa tentang Sulawesi kalo belum tahu banyak tentang Sulawesi itu sendiri?!
